Makna Logo LKMS PPMU 2015
Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Dalam perkembanganya, pesantren telah merubah pola kedudukanya dari lembaga yang mengimplementasikan pendidikan keislaman murni menjadi lembaga yang juga mempunyai nilai kepekaan terhadap realitas social. Hal tersebut tumbuh akibat tekanan yang telah dilancarkan Belanda kepada bangsa Indonesia, membuat rasa empatik dan kemanusiaan umat Islam yang pada masa itu sangat kental dengan kesufianya tumbuh diatas nilai-nilai keagamaan, yang diwujudkan dalam memberikan perlawanan terhadap para penjajah. Nilai-nilai empatik tersebut tentunya menyebar keberbagai belahan dunia muslim, termasuk pesantren. Itulah sebabnya kemudian orang Islam, khususnya Pesantren dijadikan kelompok yang sangat diwaspadai, sehingga ruang lingkupnya dibatasi.
Namun yang menarik dalam panggung sejarah ini, meskipun Islam dan Pesantren mendapatkan pembatasan-pembatasan dari Belanda, Islam justru menjadi daya tarik utama sebagai wadah perjuangan melawan Belanda. Antusias bangsa Indonesia yang memberikan perhatianya terhadap Islam, bukan hanya karena Islam mempunyai power semata. Namun juga muncul karena hasil seleksi bangsa Indonesianya itu sendiri. Seperti yang dikatakan Zamakhsyari Dhofier, bangsa Indonesia mempunyai kekuatan identitas dan dinamika dalam mengadopsi aspek-aspek positif dari peradaban luar. Kekuatan adopsi tersebut ditunjukan saat gelombang Hinduisme di India dan penduduk Asia Tenggara lain menganut Buddha, di Nusantara malah mensinkrentiskan keduanya menjadi Hindu-Budhha.
Terlepas dari unsur sejarah tersebut, dunia Islam dan pesantren pada masa sekarang sedang mengalami pukulan yang cukup berat akibat arus perkembangan zaman yang semakin deras. Banyak muslim yang terjebak dalam arus globalisasi sehingga mulai melupakan nilai-nilai keislaman, banyak bangsa yang terseret dan terinjak akibat modernisasi yang semakin memperkasai, banyak identitas bangsa yang mulai tergerus oleh modernisasi. banyak kasus dimana kiyai sebagai peran sentral dalam pesantren mulai kehilangan wibawanya. Banyak orang tua yang mulai tidak memberikan kepercayaan pendidikanya terhadap pesantren akibat tuntutan globalisasi.
Jika Pesantren mulai ditinggalkan, peran Kyai dan Santri tidak lagi mempunyai posisi yang strategis bagi dunia pendidikan Indonesia, bagaimana nasibnya bangsa ini? Kita tidak tau sepuluh tahun atau beberapa tahun lagi bangsa ini masih memegang ideology keislaman atau tidak jika moderenisasi tidak bisa kita kendalikan. Kita tidak tahu.
Logo ini merupakan penjelasan akan masalah-masalah tersebut, bentuk abstrak yang seperti kerangka robot transformer (dalam imajinasi saya) dengan ujungnya yang tajam, (Lihat digambar 02) menggamarkan betapa bahayanya tantangan dizaman modern ini jika tidak dapat mengendalikanya. Kita dipaksa untuk bersaing dalam berbagai aspek. Persaingan ekonomi, kultur, ideology, dan lain sebagainya. Menghadapi permasalahan tersebut, santri sebagai masa depan bangsa yang dipercaya menjaga tradisi keislaman harus berdiri dengan tegak dan kuat menghadapi tantangan zaman tersebut.
Selain itu, gambar 02 yang membentuk serpihan kerangka robot transformer tersusun atas satu bentuk gambar yang saling menyusun antara satu dengan yang lainya. Ini menggambarkan tentang solidaritas santri dalam membangun kultur yang ideal.
Kita terlahir sebagai bangsa yang mempunyai kekuatan dan identitas dalam mengadopsi peradaban luar, seperti orang-orang Nusantara dizaman Hindu-Buddha yang lebih memilih menyinkretasikan Hindu-Buddha ditimbang memilih salahsatunya. Itulah sebabnya digambar 03, logo Ma’had Universal sebagai pesantren bersatu dengan lambang kemodernitasan, yang mempunyai makna untuk tetap menjaga tradisi lama dan mengadopsi tradisi baru yang baik. Hal tersebut sangat cocok dengan ajaran Ahlussunahwaljamaah, yaitu tawassuth (memilih jalan tengah), tatsamuh (toleran), dan tawazun (menjaga keseimbangan.
Lalu diatasnya, terdapat gambar bintang lima, (Lihat Gambar 04) yang mempunyai makna akan rukun Islam yang akan selalu ada dalam pijakan langkah kita.
Design by:Muhammad Maksugi & Posted by:Nurdin Akbar