Serunya Tadabur Alam

 

Makan Bersama : Seluruh santri makan bersama pada acara Tadabur Alam yang diselenggarakan Dewan Santri pada Ahad (16/9) lalu di gunung Manglayang.
Makan Bersama : Seluruh santri makan bersama pada acara Tadabur Alam yang diselenggarakan Dewan Santri pada Ahad (16/9) lalu di gunung Manglayang.

Orientasi Santri telah sampai pada penutupan, namun acara khusus untuk santri baru kembali dilaksanakan oleh Dewan Santri (DS) Pondok Pesantren Mahasiswa Universal.

Ahad (16/9) lalu, DS menyelenggarakan Tadabur Alam bagi para santriwan dan santriwati baru. Agenda yang diikuti lebih dari 50 santri itu dilaksanakan di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung. Event bernuansa outdoor ini diselenggarakan dengan berbagai hiburan dan games untuk melatih kekompakkan, kebersamaan dan menanamkan militansi sebagai santri.

Sejak pukul 6 pagi para santri berkumpul dan berbaris di lapangan untuk briefing dan check-in peserta. Kegiatan ini dimulai dengan berdoa bersama dan menyanyikan lagu Mars Universal karya Agus Suryawinata, S.Kom I. Setelah itu barulah perjalanan menuju Gunung Manglayang dimulai. Diperlukan waktu satu jam untuk mencapai ke tempat lokasi, namun para santri yang berjalan beriringan sambil tetap berpegangan tangan itu sangat senang dan bersemangat. Ini bertujuan agar mereka tetap bersama dan saling menjaga. Karena di tengah perjalanan mereka akan melewati keramaian pasar mingguan Manglayang.

Setelah sampai di lokasi, peserta dibagi kelompok dan berta’aruf. Kemudian dilanjutkan dengan makan bersama dengan panitia. Lalu, beragam games dilaksanakan, seperti bola finalty, sarung bersambung dan bola di kepala. Canda tawa selalu mengiringi setiap perlombaan walaupun terik matahari menerpa mereka. Hingga tak terasa acara ini usai pukul  11 siang yang ditutup dengan pembagian hadiah untuk para juara.

Walaupun melelahkan, namun menurut salah satu peserta bernama Azhari Ali Idris sekaligus mahasiswa UIN jurusan Akhwal Syakhsiyah semester satu ini berkata, “seru!” dan dilanjutkan dengan kalimat, “acara seperti ini yang sering-sering aja,” tutupnya.

“Cukup baik dan sangat berkesan, karena banyak pelajaran dan makna dibalik acara ini yang membuat saya berpikir ternyata hidup memang banyak rintangan yang harus kita lewati dengan sabar,” tutur Muhammad Alpin Hardiansyah, peserta asal Depok yang juga mahasiswa UIN jurusan Manajemen Dakwah semester satu ini.

Menurut salah satu panitia bernama Risa Mercy Meinanti yang juga seorang mahasiswa UNINUS jurusan Pendidikan Bahasa Inggris semester lima ini berkata bahwa acara ini kurang optimal dalam hal waktu, namun ia berkata, “pengalaman yang bisa menjadi lebih baik ke depannya.” [SA]

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.