| |

Kajian Ta’lim: Kuatkan Niat Lahirkan Kerja Unggul

Di dalam Islam niat merupakan bagian terpenting dalam menjalankan suatu ibadah, baik itu ibadah mahdhah (khusus/murni) maupun ibadah ghairu mahdhah (umum/campur), ditujukkan sebagai peneguhan hati saat menjalankan suatu amal. Oleh sebab itu dalam sebuah hadits Riwayat Bukhari Muslim disebutkan:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: “Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari hadits tersebut, dapat dikatakan bahwa niat merupakan fondasi dalam sebuah amalan. Suatu amalan dapat menjadi baik atau tidak tergantung dari apa yang diniatkan. Menurut Al-Zarnuji dalam kitab Ta’lim al-Muta’alim, Banyak amal yang digambarkan sebagai amal-amal duniawi menjadi sebuah amal akhirat, dan ada pula amal-amal akhirat berubah hanya sebatas amal duniawi karena disebabkan oleh niat yang tidak tepat.

Saking begitu pentingnya suatu niat, dalam hadits lain yang diriwayatkan Al-Baihaqi bahkan dikatakan bahwa niat lebih utama daripada amalan seorang mukmin.

نِيةُ المُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ

Artinya: “Niat seorang mukmim lebih utama dari pada amalnya.”

Terlepas dari begitu pentingnya niat dalam dimensi ukhrawi, niat juga penting dalam menunjang sebuah etos kerja, misalnya apa yang dikatakan oleh Ibn Arabi bahwa dengan niat seseorang akan melahirkan kekuatan-kekuatan di dalam dirinya. Tentu tanpa sebuah niat yang kuat orang akan sangat mudah kehilangan arah, tak ada kekuatan-kekuatan dalam dirinya untuk mendorong terus bertahan pada ketidaknyamanan menuju sebuah tujuan hidup.

Misalnya seorang santri yang tidak ditunjang oleh niat yang kuat dalam pencarian ilmu di Pesantren, akan lebih mudah menyerah menjalani keseharian pondok yang amat berbeda dengan kehidupan di rumah sebelumnya. Berbagai ketidaknyamanan dalam proses pembentukkan diri dianggap sebagai kondisi yang dihindari bukan untuk dihadapi. Itu sebabnya barangkali ketika pertama memasukki pondok pesantren akan mendengar kalimat yang sering didengar yaitu “Mari luruskan niat!”. Kata sederhana yang jika dihayati memiliki pemaknaan yang luas dan penting.

Sementara itu sebuah amal ketika muncul dari niat yang kuat akan melahirkan sebuah kekuatan visi, kekuatan harapan, dan kekuatan mimpi yang membuat orang mampu bertahan dalam berbagai situasi berat, karena niat yang telah dipupuk sejak awal menuntun langkah seseorang dengan lebih terarah dan memotivasi untuk melakukan kerja-kerja unggul.

Oleh sebab itu seorang santri tidak boleh merasa terbebani ketika menjalani kehidupannya di pondok pesantren dengan berbagai rutinitas yang ada didalamnya, karena seorang santri harus memupuk perjalanan hidupnya dengan niat yang kuat. Mereka yang memiliki niat yang kuat akan meyakini bahwa pengorbanan dengan cinta adalah suka cita, dan pengorbanan demi idealisme adalah kebahagiaan.

Lantas kemana kah niat yang kuat tersebut harus berlabuh?

Maka al-Zarnuji mengatakan dalam kitab Ta’lim, “Niat harus didasari pada keridhoan Allah SWT.”

Penulis: Muhamad Maksugi

Rangkuman dari pengajian Ta’lim al-Muta’allim Abi Tatang Astarudin 6 Maret 2022

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.