Berpuasa, Bau Mulut?
Oleh : Whisnu Sentosa
…. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu dalam pandangan Allah lebih harum daripada aroma minyak misk……. (diriwayatan bukhori-muslim dari abu hurairah)
Jika kita merujuk pada hadits tersebut, tentu betapa memuliakannya Allah kepada orang yang shaum (puasa), termasuk mulut salah satu organ di tubuh manusia yang dirasa kurang nyaman saat berpuasa, merasa tidak segar, ternyata menurut pandangan Allah yang demikian itu adalah aroma wangi, bahkan lebih wangi dari aroma minyak misk (minyak yang terkenal dengan aromanya yang khas, wangi dan menyengat)….
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah kenapa Allah sangat begitu memuliakan orang yang berpuasa ?? bahkan mulut yang dirasa tidak segar aromanya pun menurut pandangan Allah itu wangi..???
Jawabannya tidak lain dikembalikan pada pengertian puasa sendiri, secara etimologi puasa berasal dari kata shoma-yashumu-shouman-shiyaman yang artinya menahan, mengekang, diam, berhenti, atau menahan dari segala sesuatu, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Sedangkan menurut istilah(syar’iah) yakni mencegah dari segala sesuatu/perkara yang membatalkan mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari tentunya dengan niat lillahi ta’ala.
Nah, apabila kita kembalikan pada pengertian tersebut tentu puasa bukan hanya sebatas simbolisasi, ritualisasi, menahan lapar dan haus, karena diksi dari pengertiannya pun adalah mencegah dari segala sesuatu/perkara yang membatalkan. Tentu yang membatalkan tersebut tidak sesempit makan dan minum semata, namun jauh dari itu adalah menahan nafsu, maksiat, termasuk dalam hal ini ucapan yang kita jaga, sehingga tidak keluar ucapan-ucapan buruk. Seperti sabda Nabi SAW,“….Puasa adalah perisai, jika seseorang sedang berpuasa janganlah ia berbuat/berkata yang tidak senonoh….”(diriwayatkan Bukhori Muslim dari Abu Hurairah).
Apabila kita telah menahan/mencegah diri dari segala perkara yang membatalkan termasuk makan minum, nafsu, maksiat, menjaga ucapan kita dari hal-hal yang madhorot maka yang demikian itulah puasa yang dikatakan Allah lebih wangi dari minyak misk… Karena ucapan yang keluar dari mulutnya bernilai ibadah… insyaAllah.
Ironisnya masih banyak diantara kita yang hanya menunaikan kewajiban shaumsebatas simbolisasi atau ritualisasi, fisik memang lelah, lapar dan haus tapi hatinonstop berfikiran negatif, berprasangka buruk, mulut mengucapkan hal-hal yang tidak semestinya, fitnah, ghibah… naudzubillah…
Diawali dari kita dan saat ini mari kita perbaiki ibadah kita karena bukan ibadah prosedural saja yang kita cari, tapi substansi dan esensi pula yang kita tuju….. mari kita sempurnakan ibadah shaum kita tentunya dengan mencegah segala perkara yang membatalkannya dan melengkapinya dengan amalan-amalan yang menyertainya seperti qiyamullail, tadarus Quran, memperbanyak dzikir, memperbanyak infak shodaqoh dan beriktikaf di masjid.
Semoga di bulan Ramadhan ini kita bisa menjadikannya sebagai momen untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan derajat taqwa seperti dalam kalam Allah surat Al-Baqarah : 183 “hai orang orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa”. Dan semoga dengan waktu satu bulan ini kita bisa memanfaatkannya dengan sebaiknya sehingga di hari yang terakhir kita semua kembali ke fitri….. Aamiien
Seperti sabda Nabi SAW,“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap ridha Allah, maka dosa dosanya yang telah berlalu akan diampuni… (HR. Bukhori Muslim dari Abu Hurairah)
wallahua’lam bi ash-shawab