| |

Wejangan Mbah Syarof dan Oleh-oleh Hizib ‘Autad di Rembang

“Merepotkan. Hidup ini memang bekerja dengan cara yang repot. Kalau tidak repot, ya hidup di surga.” Begitu kata KH M. Syarofuddin Ismail Qoimas yang menyambut rombongan Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Bandung di Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang dalam agenda LKMS 2023 (Latihan Kepemimpinan dan Managemen Santri) pada tanggal 13 Januari 2023.

Meskipun pimpinan pesantren Raudlatut Tholibin yaitu KH Mustofa Bisri (Gus Mus)i tidak bisa hadir menyambut rombongan, namun KH. Syarofuddin Ismail atau akrab dipanggil Mbah Syarof tetap memberikan sambutan yang hangat dengan pesan-pesannya yang renyah.

“Saya memang tidak sekolah tinggi, tapi saya pernah bertemu dengan dosen ekonomi yang menggunakan mobil Xenia. Dia heran karena mobil yang saya gunakan Fortuner. Plat nomornya K 141 RI. Atau Kiai RI. Jadi saya ini Kiai Republik Indonesia.” Sontak rombongan tertawa bersama. “Artinya pengetahuan itu berbeda dengan keberkahan.” Lanjut Mbah Syarof yang renyah namun penuh hikmah.

Acara dimulai dengan sambutan dari pimpinan Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Bandung yaitu KH. Tatang Astarudin dengan menjelaskan maksud kedatangan rombongan sebagai upaya menjalin silaturahmi dan meraih keberkahan.

Selain itu Abi Tatang juga memperkenalkan pesantren universal beserta asal-usul penamaan Universal yang terinspirasi dari universalisme Islam yang di gagas oleh Gus Dur. Sebuah konsepsi keislaman yang menjunjung toleransi dan kemanusiaan. Itu sebabnya di pesantren Universal pernah menampung santri Amerika yang beragama Kristen.

Mbah Syarof pun menanggapi bahasan toleransi dalam wejangannya. Bahwa kita memang tidak bisa terlepas dari perbedaan. Jika ditanya kenapa kita harus bertoleransi maka jawabanya sederhana: “Tanyakan saja pada Gusti Allah SWT”. Jika Allah SWT menginginkan semua makhluknya sama, itu bukan hal yang sulit. Tapi nyatanya Allah SWT menciptakan manusia dalam berbeda-beda. Hal itu tentu agar manusia bisa saling mengerti, memahami, dan bertoleransi satu sama lain.

Lebih lanjut lagi Mbah Syarof memberikan oleh-oleh untuk rombongan Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Bandung khususnya untuk para asatidz berupa Hizib ‘Autad yang di ijazahi langsung oleh KH Bisri Mustofa (Pendiri Pesantren Raudlatut Tholibin). Hizib tersebut memiliki tiga hikmah berupa: hikmah ketahanan dan sehat lahir batin, urusan rezeki, hingga perjuangan.

“Perjalanan LKMS mengunjungi pesantren-pesantren selalu memberikan kesan yang mendalam. Meski hanya mengunjungi sesaat, tapi saya merasa memiliki ikatan dengan pesantren yang di kunjungi. Seperti menjadi santri di pesantren tersebut.” Kata Rijan Al Khaetami salah satu peserta dari alumni yang kini menjadi kyai di pesantren Al-Kahfi Cirebon.

Seusai di Rembang, rombongan LKMS Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Bandung kembali melanjutkan perjalanan menuju makam Sunan Muria dengan jiwa yang telah diisi oleh pesan-pesan renyah dari Mbah Syarof.

Ditulis oleh: Muhamad Maksugi

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.